kip lhok
Beranda / Sosok Kita / Assoc Prof Dr TB Massa Djafar Terpanggil Ingin Membangun Aceh

Assoc Prof Dr TB Massa Djafar Terpanggil Ingin Membangun Aceh

Jum`at, 31 Mei 2024 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo

Assoc. Prof. Dr. TB Massa Djafar mendaftarkan diri ke DPP PKB sebagai calon Gubernur Aceh. [Foto: for Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | SOKI - Lelaki kelahiran Binje, Aceh Timur ini menjadi perhatian publik, khususnya di Aceh. Dia merupakan anggota dewan Pakar timnas Amin pada Pilpres lalu. Dosen Sekolah Pasca Sarjana Program Studi ilmu Politik Universitas Nasional ingin membangun Aceh.

Dia akan bertarung untuk mendapatkan kepercayaan sebagai orang nomor satu di Aceh, tanah leluhurnya. Secara resmi Assoc. Prof. Dr. TB Massa Djafar mendaftarkan diri ke DPP PKB sebagai calon Gubernur Aceh.

Akademisi dan Ketua Program Doktoral Ilmu Politik Fisip Universitas Nasional ini menyatakan dirinya siap dalam “pergulatan” memperebutkan tahta yang digulirkan lima tahun sekali ini. TB Massa melihat rakyat ingin adanya perubahan.

“Ya, saya secara resmi sudah mendaftarkan diri untuk maju dalam Pilkada Aceh. Setelah melihat fakta kemengan AMIN di Aceh, menandakan rakyat Aceh berkeingan untuk perubahan itu sangat kuat,” ucap TB Massa, ketika menunjungi Markas DPW PKB Aceh.

Dengan masuknya TB Massa mendaftar ke PKB, kini sudah ada 7 nama yang ingin bertarung dalam Pilkada Aceh lewat partai hijau dengan atlas pertiwi, bertabur bintang ini.

Siapa sosok yang kini meramaikan bursa kandidat Pilkada Aceh ini? Nama lengkapnya Assoc. Prof. Dr. TB. Massa Djafar, dia kelahiran Kuta Binjei, Aceh Timur, 25 Desember 1963, kini berdomisili di Pondok Bambu Kuning BI 10 , Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dia merupakan Dosen Sekolah Pasca Sarjana Program Studi I lmu Politik, Universitas Nasional dengan Pangkat Akademik sebagai Assc. Prof/ Lektor Kepala. Pendidikan yang digelutinya; S- 3 Doktor I lmu Politik Universiti Kebangsaan Malaysia ( UKM), tahun 2008. S- 2 I lmu Politik, Universitas Gajah Mada ( UGM), Yogyakarta, tahun 1997. S- 1 I lmu Politik Universitas Nasional ( UNAS), tahun 1988

 Lelaki ini juga “pemain” politik, dia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Ummat, 2023. Ketua Yayasan Teuku Muhammad Djafar, 2022. Sekretaris Jenderal Partai Masyumi, 2021.Ketua Koperasi Mitra Umat, 2020.

Ketua Yayasan Harkat dan Martabat Bangsa ( YHMB), 2017. Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana, Universitas Nasional, 2016.

Koodinator Program Doktoral Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional, 2014.Dosen luar biasa pada Program Pascasarjana Universitas Mercu Buana, 2012. Ketua Program Pasca Sarjana, Program Studi I lmu Politik, 2011.

Kelompok Ahli Badan Nasional Pengelola Perbatasan, 2011. Pemimpin Redaksi Tabloid Politika, 2010. Anggota Senat Universitas Nasional 2007. Dewan Redaksi Majalah Figur, tahun 2006. Pemimpin Redaksi Jurnal Poelitik Program Pasca I lmu Politik UNAS, tahun 2005.

Banyak lagi kegiatan lainya, seperti menjadi nara sumber/ Anggota Pokja Dewan Ketahanan Nasional RI 2005 “ sekarang, Sekretaris Dewan Pembina Jakarta Islamic Centre, 2004. Wakil Ketua Pusat Penelitian Politik dan Pengembangan Masyarakat ( P 4 M) Pasca Sarjana I lmu Politik UNAS, th 2004. Sekretaris Program Pasca Sarjana Program Studi I lmu Politik, tahun 2003.

Pernah menjadi Dekan FISIP UNAS, tahun 2000 “ 2002, Wakil Ketua Asosiasi I lmu Politik Indonesia (AIPI) Jakarta, tahun 2003, Anggota Senat Universitas Nasional, tahun 2000, Peneliti Laboratorium Sosial Politik FISIP UNAS, tahun 2000.

Selain itu dia merupakan penulis artikel popular, bukan hanya dalam Bahasa Indonesia, namun dalam Bahasa Inggris. Tuslisan artikelnya cukup banyak, bukan hanya sampai disitu dia juga telah menerbitkan sejumlah buku yang dijadikan refrensi oleh banyak pihak. Diantara sejumlah bukunya; Mengelola Perbatasan Pesisir Kalimantan Utara, Melalui Pendekatan Ekonomi dan Sosial Budaya, 2020. Sistem Demokrasi Pancasila, 2019.

Ada juga bukunya Krisis Politik dan Proposisi Demokratisasi : Studi Transisi Demokrasi di Indonesia Pasca Orde Baru, 2015. Serta puluhan buku dan karya ilmiahnya yang kini tetap dijadikan sebagai bahan rujukan.

Terpanggil

TB Massa kini terpanggil untuk memoles tanah kelahirannya, sebuah provinsi di ujung barat pulau Sumatera dengan luas wilayah, 57.956,00 km2. Dia punya visi dan misi yang jelas untuk tanah leluhurnya.

Dia ingin Aceh yang berkeadilan, maju, sejahtera dan bermartabat. Untuk itu dia punya misi, memacu pertumbuhan ekonomi, terbangunnya iklim usaha yang sehat, menciptakan lapangan kerja sebagai upaya mewujudkan kesejateraan, kemandirian dan pengentasan kemiskinan.

Meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan sebagai usaha penigkatan kualitas sumbedaya manusia yang cerdas, trampil, inovativ, tangguh, kompetitif dan berkarakter.

Membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi regional berbasis potensi dan keunggulan daerah dalam upaya percepatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

 Sementara visinya mewujudkan keluarga yang sejahtera, lingkungan yang sehat, nyaman dan produktif. Membangun sinerji dan fungsi integrasi tata kelola pemerintahan yang baik antara pemerintah daerah, Perguruan Tinggi, Swasta dan partipasi masyarakat.

Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditas unggulan yang berorientasi ekspor dan perdagangan antara daerah. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas institusi pemerintahan untuk layanan publik dan peranan gampong, mukim, lembaga adat dan wali nanggroe, memperkuat tradisi pemerintahan dan modernisasi.

Meningkatkan dunia usaha dan pelaku ekonomi yang tangguh koperasi, UMKM, BUMD dan Swasta sebagai pilar perekonomi daerah.

Menurut TB Massa, dari pengalaman kampanye pemilu sebelumnya menunjukkan bahwa rakyat semakin pragmatis dan mengharapkan imbalan. Hal ini menurut TB Massa merupakan fenomena umum dalam politik di daerah manapun.

“Fenomena politik uang sudah seperti lingkaran setan,” kata TB Massa. Namun, dia menegaskan bahwa keadaan ini tidak boleh dibiarkan karena akibatnya akan dirasakan oleh rakyat. 

Oleh sebab itu dia menyerahkan tanggung jawab ini kepada partai pengusung agar tidak turut terjebak dalam lingkaran setan politik uang, yang membahayakan kepemimpinan dan kehidupan bangsa ke depan.

"Karenanya politik transaksional harus ditekan, dan politik gagasan harus dikedepankan. Hal ini penting agar rakyat dapat mendapatkan pendidikan politik yang memadai dalam mengambil keputusan dan menentukan pilihan,” jelasnya.

Bagaimana gebrakan dan keseriusan seorang TB Massa dalam pertarungan Pilkada Aceh 2024 ini, kita saksikan saja hingar bingarnya pesta rakyat lima tahunan ini di ujung barat pulau Swarna Dwipa ini. [bg]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda