kip lhok
Beranda / Sosok Kita / Ketua BEM Unsyiah Terpilih, Anak Tukang Becak yang Sempat Pesimis Kuliah

Ketua BEM Unsyiah Terpilih, Anak Tukang Becak yang Sempat Pesimis Kuliah

Rabu, 01 Januari 2020 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Sara Masroni

Ketua BEM Unsyiah terpilih periode 2019-2020, Mohd Hafizh Al Mukarram usai diwawancara, Rabu (01/01/2020). [Foto: Sara Masroni/Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pria berkacamata yang ditunggu sejak petang itu tiba sembari menenteng almamater hijau yang merupakan dresscode kebanggaan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh.

"Alhamdulillah bisa sampai di tahap ini, bersyukur sekali," buka Mohd Hafizh Al Mukarram, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah terpilih periode 2019-2020, Rabu (01/01/2020).

Bersama Muhammad Dzaky Naufal, Hafizh berhasil mengungguli pasangan tunggal Muhammad Ridha dan Teuku Maulana Affandy dalam Pemilihan Raya (Pemira) yang diselenggarakan pada 17 Desember 2019 lalu.

Jika dilihat dari latar belakang prestasi, Hafizh memang jadi salah satu kandidat yang diperhitungkan dalam bursa kepemimpinan BEM Unsyiah periode ini. Di antara prestasi Hafizh yang paling menonjol adalah sempat menjadi Duta Wisata Simeulue tahun 2015 lalu, kemudian juara pertama Instalation dalam International Architecture Workshop Student di Malaysia tahun 2018 dan meraih medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang diselenggarakan di Bali tahun 2019 lalu.

"Kalau dibilang pantas, sebenarnya masih banyak yang lebih pantas jadi Ketua BEM di kampus sebesar ini. Namun ketika teman-teman mempercayai amanah itu kepada kita, berarti tugas ke depan adalah melakukan yang terbaik," kata Hafizh dengan mimik serius.

Usut punya usut, Hafizh yang merupakan mahasiswa Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Unsyiah ini ternyata anak seorang tukang becak dan tukang pijat dari Pulau Simeulue, salah kabupaten 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) di Provinsi Aceh.

"Dahulu, untuk kuliah saja sempat pesimis. Soalnya kalau melihat kondisi keluarga yang serba kekurangan, saya takut malah jadi beban nantinya," ucap anak dari pasangan Ahmad Kasir dan Ruani itu sembari sedikit tersendat.

"Saya berjuang dengan modal mimpi dan kerja keras. Selagi masih mungkin diperjuangkan, saya perjuangkan," tambahnya.

Kondisi yang serba kekurangan itu pula yang jadi pemantik bagi Hafizh hingga menorehkan berbagai prestasi, baik itu di tingkat nasional bahkan internasional dan berakhir menjadi Ketua BEM Unsyiah periode 2019-2020 ini.

"Alhamdulillah dapat beasiswa Bidikmisi, kemudian sering dipercaya mengerjakan beberapa proyek (desain sketsa) juga. Semuanya tertutupi dari sana," ujar Hafizh saat ditanya dari mana sumber keuangannya selama kuliah.

Kemudian saat ditanya apa motivasinya mencalonkan diri sebagai Presiden Mahasiswa atau Ketua BEM Unsyiah, Hafizh berujar, mungkin inilah salah satu cara pengabdian yang bisa dilakukannya untuk kampus dan untuk masyarakat Aceh saat ini.

"Tapi ada hal yang lebih penting dari itu. Saya tidak bisa melakukan semua ini kalau kita tidak bergandeng tangan, saling mendukung dan bahu-membahu antara seluruh mahasiswa, dosen bahkan masyarakat Aceh umumnya ke depan," ungkap Hafizh.

Selanjutnya, Hafizh bersama Pengurus BEM Unsyiah ke depan berupaya agar lebih peka terhadap kinerja Pemerintah Aceh serta kebijakan-kebijakan yang diambil untuk rakyat.

"Kita juga bakal lebih menguatkan kajian saat menanggapi isu tertentu," kata Hafizh.

"Misal seperti kasus PT EMM kemarin, kita gencar demo tetapi tidak menawarkan solusi yang tepat kepada pemerintah. Ini yang coba dibenahi ke depan," tambahnya.

Saat ditanya bagaimana kinerja Pengurus BEM Unsyiah periode sebelumnya, Hafizh sangat mengapresiasi berbagai terobosan yang sudah dilakukan ketua sebelumnya.

"Semoga bang Rival (Ketua yang bakal demisioner) juga ikut memberikan bimbingan saat kami memimpin nantinya," harap Hafizh.

Ia juga berujar akan terus terbuka dengan kandidat lawan saat Pemira beberapa waktu lalu dan meminta sama-sama membangun Unsyiah menjadi Jantong Hate Rakyat Aceh sebagaimana slogan kampus tersebut.

"Persaingan cukup saat Pemira saja. Ke depan, mari saling bergandeng tangan," pungkasnya.

Begitulah sekilas perjalanan seorang Mohd Hafizh Al Mukarram, Ketua BEM Unsyiah Terpilih periode 2019-2020, anak tukang becak dari Simeulue yang hampir tidak kuliah, namun kini memimpin organisasi tertinggi di kampus sebesar Unsyiah. Perguruan Tinggi Terbaik 23 tingkat nasional berdasarkan perangkingan Kemenristekdikti. (sm)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda