kip lhok
Beranda / Sosok Kita / Mengenang Tokoh Pendidikan Aceh THM Sulaiman Shah

Mengenang Tokoh Pendidikan Aceh THM Sulaiman Shah

Sabtu, 24 Juni 2023 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Denny Satria

THM Sulaiman Shah. [Foto: Ist.]


DIALEKSIS.COM | Soki - Hari ini, 24 Juni 2023, bertepatan dengan tahun ke-3 wafatnya Ayahanda T.H.M Sulaiman Shah. Ia merupakan salah seorang tokoh Pendidikan Aceh yang turut mencerdaskan anak Aceh melalui Universitas Serambi Mekkah, lembaga pendidikan yang telah melahirkan puluhan ribu sarjana sejak tahun 1985.

T.H.M Sulaiman Shah atau akrab dipanggil Ayahanda merupakan pria kelahiran Kampung Blang, Sigli, 5 Desember 1945. Beliau menikah dengan putri pahlawan nasional asal Aceh, Dr. Mr. Teuku Haji Muhammad Hasan.

Dalam beberapa catatan, disebutkan bahwa Ayahanda T.H.M. Sulaiman Shah merupakan sosok pekerja keras dan multitalenta. Dengan kecerdasan dan komitmennya memajukan Aceh, beliau berhasil menciptakan perubahan signifikan dan modernisasi di berbagai bidang, seperti Pendidikan, Jurnalistik, Seni dan Budaya. Darah pejuang mengalir dalam dirinya, tapi perjuangan beliau bukanlah dengan mengangkat senjata, melainkan dengan ilmu yang dimilikinya.

Sederet karir telah dilakoninya, yang semuanya memberikan dampak bagi masyarakat sekitar. Ayahanda pernah menjalani profesi wartawan, beliau seorang seniman dan budayawan, dan tentunya pendidik.

Wartawan

Selama hidupnya, ayahanda T.H.M. Sulaiman Shah pernah menjadi wartawan di era Orde Lama. Setelah menyelesaikan pendidikan Upgrading Journalist School pada tahun 1966 di Jakarta, beliau bekerja sebagai wartawan di media Nusa Putra, media mingguan Dharma Bhakti, dan di sejumlah media lainnya.

Dr. Abdul Gani Asyiek, M.A, seorang pakar linguistik ternama di Aceh, pernah mengatakan jika berbicara mengenai wartawan yang andal, di matanya Ayahanda merupakan sosok tersebut. 

Selain peduli dengan kondisi wartawan, Ayahanda juga pernah menjalani profesi itu. Masa mudanya dihabiskan sebagai wartawan. Banyaknya pengalaman di lapangan membuat Ayahanda menjadi sosok wartawan yang andal.

“Berdayakan pers, maka pemerintah bisa memperpendek rentang komunikasi dengan masyarakat yang jauh dari pusat pemerintahan," tutur Ayahanda dalam catatan M. Arief Rahman.

Ia juga mengungkapkan, harus ada pihak yang memperhatikan karya-karya wartawan, khususnya wartawan Aceh. Baik karya jurnalistiknya, maupun karya intelektual mereka yang berkaitan dengan ilmu jurnalistik yang nantinya bermanfaat bagi masyarakat secara umum.

"Selama ini sangat sedikit orang yang memperhatikan kerja-kerja wartawan. Padahal, tanpa ada karya wartawan, mustahil keberhasilan daerah dapat terangkat ke permukaan dan diketahui dunia," sebut Ayahanda.

Masih dalam catatan M. Arief Rahman, THM Sulaiman Shah menyebutkan bahwasanya wartawan itu tugasnya sangat mulia. 

"Kalau tidak ada mereka, bagaimana kita bisa tahu keberhasilan pembangunan Aceh. Apa yang masih harus diperbaiki, dan apa yang harus dibenahi. Maka, kita-kitalah yang harus peduli”, kata Ayahanda.

Seniman dan Budayawan

Jiwa seni dan cinta akan budaya juga sangat kentara dalam diri Ayahanda. Di bidang seni dan budaya, beliau dikenal dengan nama panggung T.S. Ratnawangsa. 

Puisi merupakan karya sastra yang spontan mengalir dari bibirnya. Karena itu dia pun dikenal sebagai pembaca puisi di berbagai kesempatan dan berbagai kota. Bahkan, kiprahnya sampai ke manca negara, seperti Brunei Darussalam saat ada pertemuan sastra bertaraf internasional. Pada kesempatan tersebut, beliau tampil secara unik, yaitu dengan memukul perutnya saat berduet puisi dengan penyair lain sehingga menghasilkan irama yang khas. Penampilannya pun berhasil memukau ratusan peserta yang hadir.

Dalam catatan L.K ARA, ada suatu kebiasaan khusus dari seorang T.S Ratnawangsa, ia jarang menuliskan puisinya, tapi lebih sering membawakannya secara spontan. Bahkan dalam pidato resmi di Universitas Serambi Mekah Banda Aceh, beliau sering menyelipkan puisinya yang memukau meskipun tanpa persiapan. Dan sudah dapat ditebak, setelah pidato selesai, ribuan mahasiswa pun bertepuk tangan.

Pendidikan

Ayahanda THM Sulaiman Shah pernah menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Pembangunan Serambi Mekkah periode 2004 - 2013. Di bawah kepemimpinan beliau, Universitas Serambi Mekkah berkembang pesat yang ditandai dengan pembukaan beberapa fakultas dan prodi baru sesuai kebutuhan umat hingga di beberapa kabupaten/kota di Aceh.

Baginya, pendidikan adalah nomor satu karena pendidikan merupakan hak dan kewajiban semua. 

Ketika menghadiri kongres pendidikan internasional yang diadakan di kampus Fatih University, Turki, ayahanda berpesan, “Mematuhi pendidikan adalah sebuah keharusan, siapapun orangnya tanpa kecuali. Jadi, setiap komponen bangsa itu harus mematuhi pendidikan karena pendidikan tujuannya adalah untuk mencerdaskan anak cucu kita. Jangan sampai anak bangsa kita di akhir zaman nanti menjadi manusia yang tidak berguna. Hendaknya, generasi penerus harus lebih pandai, lebih ulet, dan lebih hebat dari orangtuanya. Pendidikan adalah barometer suatu negara; negara maju karena pendidikan.” 

Ketika menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Pembangunan Serambi Mekkah (YPSM), Ayahanda pernah dipercayakan memimpin FKPTSA (Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Swasta Aceh) sebagai wadah silaturahim PTS di Aceh pada tahun 2010 serta meraih penghargaan Top Leader in Development Award 2009, sebuah prestasi di bidang kepemimpinan.

Untuk mengenang jasa T.H.M. Sulaiman Shah, sudah sepantasnya kita memberi makna pada perjuangannya. Layaklah beliau kita kenang secara konkrit dan simbolis, seperti dalam bentuk pengabadian nama beliau dalam nama jalan agar menjadi pengingat historis bagi generasi muda. 

Zaman yang semakin dinamis, seringkali menggerus dan memupuskan sosok-sosok pahlawan pendidikan seperti beliau dari ingatan anak-anak muda. [**]

Penulis: Denny Satria (Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Serambi Mekkah)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda