Beranda / Tajuk / Bustami “Jualan” Jokowi di Aceh: “Nggak Bahaya Ta?”

Bustami “Jualan” Jokowi di Aceh: “Nggak Bahaya Ta?”

Selasa, 13 Agustus 2024 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

DIALEKSIS.COM | Tajuk - Jokowi memang digdaya. Itu diakui semua, termasuk oleh lawan politik beliau. Terkini, Jokowi malah diduga sebagai tukang kayu yang menumbangkan beringin (Golkar). 

Dua kali menang di Pilpres dan sukses pula memberi jalan kemenangan bagu Prabowo dan Gibran jelas bukti kedigdayaan politik sosok yang mengakui Aceh sebagai rumah keduanya. 

Tapi, justru di Acehlah kedigdayaan politik Jokowi tumbang, sejak awal. Pada Pilpres 2014 Jokowi-JK hanya mampu meraih 45,61 persen suara di Aceh. Sedangkan Prabowo meraih 54,39 persen suara di Aceh. 

Begitu juga pada Pilpres 2019, Jokowi yang menggandeng ulama (Ma’ruf Amin), kembali dikalahkah rakyat Aceh bahkan kalah telak. 

Rakyat Aceh bahkan mengalahkan Jokowi di Pilpres 2024 walaupun yang diusung adalah sosok yang pernah menang yaitu Prabowo. Rakyat Aceh bahkan mengabaikan Mualem yang mendukung Prabowo - Gibran. 

Bagi rakyat Aceh, secara politik hanya ada satu kata: Jokowi harus dikalahkan. Entah mengapa rakyat Aceh “menolak” Jokowi secara politik, belum terpecahkan secara saintifik. Bisa jadi ini terkait “mata batin” politik ureung Aceh. 

Jokowi Dukung Bustami?

Dalam terang benderangnya fakta politik itu plus dalam suasana kebatinan 'ureung Aceh' itu beredar kabar bahwa Jokowi mendukung Bustami Hamzah menjadi Gubernur Aceh. 

Dikabarkan, dukungan NasDem untuk Bustami Hamzah tidak lepas dari peran Jokowi. Disebutkan, Jokowi juga siap mencari dukungan dari partai lain dalam rangka memuluskan pencalonan Bustami. 

Apa yang terjadi di Golkar hari ini, diduga ada peran Jokowi, salah satunya dalam rangka membantu Bustami Hamzah. 

Bagi Aryos Nivada, dalam tulisan “Menguak Klaim Bustami Didukung Jokowi” semua cerita itu hanya karangan saja alias dongeng politik dalam kerja menaikkan popularitas secara instan. 

Analis Aryos Nivada itu bisa dikonfirmasi dilapangan. Meski bertebaran banyak baliho, dan kerja memunculkan kelompok-kelompok pendukung, namun semua itu masih disinyalir sebagai kerja politik yang didukung para Pj Bupati/Wali Kota. 

Dengan kata lain, itu semua bukan murni gerakan rakyat melainkan gerakan yang melibatkan “perintah” elit kekuasaan. Dan, ini semua di Aceh sifatnya hanya fenomena sementara. Begitu, Bustami Hamzah mundur dan Pj Gubernur Aceh berganti, fenomena itupun lenyap. 

Jika pun berlanjut, sejauh masih membawa klaim didukung Jokowi, rakyat Aceh besar kemungkinan akan menenggelamkan Jokowi dengan cara mengalahkan Bustami, siapapun pendampingnya. “Nggak bahaya ta?” kata Cak Imin yang arahnya akan mendukung Mualem?!

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda