kip lhok
Beranda / Tajuk / Harmoni Ramadan, Membumikan Semangat Persaudaraan

Harmoni Ramadan, Membumikan Semangat Persaudaraan

Senin, 11 Maret 2024 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Ilustrasi Harmoni Ramadan, Membumikan Semangat Persaudaraan. Foto: pngtree.com


DIALEKSIS.COM | Tajuk - Bulan Ramadan, suatu masa di mana langit terbuka lebar dan cinta Allah SWT memancar begitu deras. Suatu anugerah yang dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, Ramadan membawa dalam dekapan bulannya pelajaran tentang kesabaran, pengorbanan, dan kasih sayang.

Namun, dalam kehangatan bulan penuh berkah ini, kita juga dihadapkan pada suatu kenyataan yang tak terhindarkan: polemik terkait jumlah rakaat dalam shalat tarawih. Seolah menjadi ritus tahunan, perdebatan ini terus berkecamuk di antara umat Muslim, menimbulkan perpecahan dan kegelisahan yang tidak seharusnya menghiasi suasana Ramadan.

Jumlah rakaat dalam shalat tarawih, seakan menjadi seutas tali yang mengikat kita dalam diskusi yang panjang. Ada yang menegaskan delapan rakaat, mengikuti keteladanan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sementara itu, ada yang meyakini bahwa perlu mengamalkan lebih banyak rakaat, berdasarkan interpretasi dan tradisi dari berbagai ulama.

Namun, di balik lautan perbedaan, kita perlu merenungkan hikmah dari keragaman itu sendiri. Islam, sebagai agama yang rahmatan lil alamin, tidaklah mempersempit ruang gerak umatnya dalam beribadah. Sebaliknya, keberagaman ini adalah bagian dari kekayaan spiritual yang kita miliki sebagai umat Muslim.

Pesan yang disampaikan oleh para ulama kita adalah pesan harmoni dan kedamaian. Mereka mengajarkan bahwa dalam perbedaan, terdapat kebaikan. Bahwa sejatinya, yang lebih penting dari jumlah rakaat adalah semangat kebersamaan, penghormatan, dan cinta kasih di antara sesama umat Muslim.

Maka, di dalam suasana Ramadan yang penuh berkah ini, mari kita membangun jembatan persaudaraan di atas perbedaan yang ada. Mari kita menjadikan Ramadan sebagai panggung untuk memperkuat tali persaudaraan kita, saling mengasihi, dan merangkul kedekatan.

Sebagai umat Islam, saatnya kita membumikan semangat Ramadan yang sejati: semangat untuk berbagi, untuk saling menghormati, dan untuk menyatu dalam cinta Allah SWT. Marilah kita menjaga api kebersamaan ini tetap menyala, memberikan sinar dan kehangatan bagi setiap jiwanya.

Dengan demikian, Ramadan tidak lagi hanya menjadi sekadar bulan puasa dan ibadah, tetapi menjadi momen suci di mana kita bersama-sama merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta dan bersatu dalam kebersamaan yang abadi. Semoga Ramadan kali ini membawa kedamaian dan keberkahan bagi seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda