Kadisdik Aceh Tulus Mengabdi, Namun Ada Melihat Tanpa Nurani
Font: Ukuran: - +
![](https://dialeksis.com/images/web/2022/11/WhatsApp-Image-2022-11-03-at-14.23.29.jpeg)
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri. [Foto: Humas Disdik Aceh]
Kualitas dan produktifitas Guru
Soal kualitas dan produktifitas guru, Dinas Pendidikan Aceh telah memulai proses menyeluruh untuk mendisiplinkan Guru. Upaya ini terapkan dengan mengaplikasikan pola 47,5 jam guna tersajinya peningkatan produktifitas guru di sekolah.
Kualitas dan kesejahteraan guru juga diperhatikan secara seksama dengan menyediakan pelatihan bagi lebih kurang 10 ribu guru non PNS yang akan mengikuti ujian P3K serta, pemberian insentif bagi 12 ribu guru PNS untuk mendokrak kinerja guru.
Keterbatasan anggaran juga tidak membuat Dinas Pendidikan Aceh patah arang dalam meningkatkan mutu guru, dengan mengubah pola pendidikan yang sebelumnya tersentral di provinsi menjadi tersentral di kabupaten/kota.
Dinas Pendidikan Aceh juga sudah mampu meningkatkan jumlah guru yang dilatih dan penghematan biaya pelatihan. Pelatihan yang tersebar di kabupaten, telah melahirkan pola pelatihan dan bimbingan dari kawan sejawat yang lebih efektif dan efesien.
Bukti dalam peningkatan kualitas mutu guru khususnya dibidang teknologi, Dinas Pendidikan Aceh sudah merealisasikan penyediaan laptop untuk 230 guru inti. Pada tahun 2022 ini, Dinas Pendidikan membagikan langsung ke tangan para guru inti yang selama ini menjadi penggerak teman sejawat untuk peningkatan kapasitas para guru di daerah.
Bukan hanya soal itu, namun Dinas Pendidikan Aceh juga menyediakan bus bagi anak-anak “istimewa”. keberpihakan negara terhadap anak-anak istimewa di Aceh sudah menjadi contoh bagi wilayah lain di negeri ini.
Pada tahun ini Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Aceh menyiapkan sebanyak 5 unit bus sekolah yang khusus di peruntukkan untuk menyediakan akses transportasi bagi anak-anak istimewa. Sehingga anak-anak istimewa yang selama tidak memperoleh akses pendidikan saat ini sudah ditangani oleh para guru dan terapy di sekolah-sekolah luar biasa yang tersebar di seluruh Aceh.
Karya-karya yang sudah tercatat sebagai sejarah itu, semuanya dilakukan dengan tulus demi kemajuan pendidikan Aceh agar kedepanya lahir gerenasi yang tangguh, kompetitif dan menunjukan identitas dirinya.
Namun keberhasilan yang sudah digapai itu walau belum sepenuhnya sempurna ini, karena tidak ada manusia yang sempurna, masih ada pihak yang memandang dengan sinis, iri, sehingga menghembuskan cerita negatif.
Masih ada pihak yang menutup mata dan nuraninya, belum mampu menghargai karya-karya orang lain. Namun semuanya itu bukan halangan bagi Al Hudri untuk terus berkarya. Dia akan melakukan apapun selagi bisa dilakukan untuk negeri ini.
Tidak berhenti ditengah jalan ketika amanat diletakan di pundaknya. Ibarat sebatang pohon, semakin tinggi maka semakin kuat angin menerpanya. Sang akar akan menancap di relung bumi ketika badai menerpa. []
Berita Populer
![bank Aceh hon](https://dialeksis.com/images/web/2025/02/Screenshot-2025-02-17-at-10.15.08.png)
![dpra](https://dialeksis.com/images/web/2025/02/Biru-dan-Putih-Modern-Selamat-dan-Sukses-Instagram-Post-(9).jpg)