Rabu, 16 April 2025
Beranda / Tajuk / Menunggu Sang Matahari di Bumi Serambi

Menunggu Sang Matahari di Bumi Serambi

Senin, 14 April 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Redaksi

Ilustrasi kantor DPW PAN Aceh. Foto: Antara Rahmat Fajri


DIALEKSIS.COM | Tajuk - Sejarah politik di Aceh pernah mencatat bahwa partai berlambang matahari yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) pernah bersinar terang di bumi Serambi, Aceh ini. 

Itu memang riwayat lama. Tapi, bukan tidak mungkin sejarah gemilang itu diwujudkan kembali. Syaratnya tentu tergantung kader dalam menentukan siapa yang memimpin PAN Aceh dalam Muswil 2025 ini. 

Sejauh ini sudah ada 11 calon yang menyatakan kesiapannya untuk memimpin PAN Aceh. 

Ada H Mawardi Ali (Ketua DPW PAN Aceh), Irpannusir (Sekretaris DPW PAN Aceh/anggota DPRA), Teuku Hafid (Wakil Ketua DPW PAN Aceh), H Syamsul Bahri (Wakil Ketua DPW PAN Aceh), dan Razami alias Dek Cut (Wakil Ketua DPW PAN Aceh/Pengusaha).

Ada juga Jeffry Sentana S Putra (Ketua DPC PAN Langsa/Walikota Langsa terpilih), Dewi Marlina (Wakil Bendahara DPW PAN Aceh), dan Fuadri (Bendahara DPW PAN Aceh/anggota DPRA). 

Lalu ada Teuku Hasballah HD alias Bob (mantan Ketua DPW PAN Aceh periode 2019 - 2021), Tezar Azwar (Sekretaris DPD PAN Aceh Besar), dan Raja Lukman Ziaulhaq (anggota DPRA).

Dari 11 nama itu, Razami alias Dek Cut paling dibicarakan oleh berbagai kalangan. Itu karena Dek Cut dikenal sosok energik yang memancarkan energi perubahan. 

Sudah bukan rahasia lagi, jika sosok pengusaha yang inklusif ini memimpin PAN Aceh, akan banyak generasi muda yang siap bergabung untuk menjadi kader baru PAN. Itu karena Dek Cut dikenal sosok yang gaul. Tipikalnya yang senang berdialog dengan semua kalangan menjadi kunci untuk membuat PAN Aceh menjadi partai yang bergairah dalam perpolitikan Aceh. 

Dek Cut juga dikenali secara terbuka sebagai sosok yang punya visi kepemimpinan yang Islami, dengan sosok idealnya Umar bin Abdul Aziz. Jadi, cocok dengan gambaran ideal kepemimpinan yang dibayangkan oleh umumnya orang Aceh. 

Dek Cut juga dikenal sebagai sosok pengusaha yang luas jejaringnya, bukan hanya di Aceh tapi juga di luar Aceh. Kekuatan finansial dan luasnya jejaring bisnis bagaimanapun masih sangat diperlukan oleh semua partai politik jika ingin menjadi partai yang ingin menggelar banyak kegiatan. 

Tidak mungkin kegiatan partai hanya semata mengandalkan sokongan kader di legislatif dan eksekutif. Daya semaraknya sangat terbatas. Tidak akan mampu membuat “matahari” biru PAN bersinar terang secara luas di seluruh Aceh. Jika memeras kader untuk menjadi mesin pengumpul uang sama saja membawa PAN ke jurang bunuh diri politik. 

Dek Cut juga memiliki jaringan politik hingga ke Pusat. Dengan keberadaan Dek Gam sebagai anggota DPR RI, otomatis akan memudahkan kerjasama sinergis untuk berbagai kegiatan yang bertumpu pada pembiayaan dari Pusat. Koneksinya secara emosional dengan Dek Gam pasti lebih mudah ketimbang jika PAN Aceh dipimpin oleh kader lain. 

Dengan segenap daya dukung itu sudah barang tentu sulit untuk diimbangi oleh kader lain yang ikut mendaftar di Muswil PAN 2025 kecuali jika tidak bersedia melihat PAN bersinar terang lagi. []

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
dora
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar