kip lhok
Beranda / Liputan Khusus / Indepth / Gemuruh Panji Gumilang

Gemuruh Panji Gumilang

Minggu, 16 Juli 2023 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baga

Panji Gumilang. [Foto: IST]


DIALEKSIS.COM | Indepth - Nama aslinya Abdussalam, setelah menikah dengan orang Banten ada kiai yang menabalkan namanya dengan Panji Gumilang. Lelaki ini telah membuat gaduh seantaro negeri. Gemuruhnya mengusik kenyamanan.

Tidak tanggung-tanggung, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD turut memberikan perhatian yang serius. Bukan hanya itu, Panji Gumilang menabuh genderang “perang” dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Pihak kepolisian juga yang menerima laporan pengaduan kini sedang menunjukan kemampuanya untuk mengungkap kasus soal penistaan Agama. Belum lagi soal ratusan rekening yang membengkak disebut sebut sebagai dana perjuangan NII, serta ratusan sertifikat tanah.

Bahkan disebut-sebut ada jenderal purnawirawan yang membeking Panji Gumilang. Dilain sisi ada juga pihak yang membela Panji Gumilang. Pro dan kontra tidak terhindari. Bermunculan pakar-pakar yang memberikan pendapat, negeri ini disuguhkan dengan sebuah sejarah yang hingar bingar.

Dialeksis.com merangkum “gemuruhnya “ kasus Panji Gumilang dari berbagai sumber. Mulai dari awal mula ledakan kasus ini, bantahan pimpinan Ponpes Al Zaytun ini, sampai dia menggugat MUI. 256 rekening dalam kesatuan Panji Gumilang, soal tanah yang mencapai 1.300 hektar dan pergerakan Negara Islam Indonesia (NII) KW IX yang kini ramai dibicarakan.

Pemicu

Awal mulanya kasus ini meledak kepermukaan dan menjadi polemic dipicu sejumlah pernyataan Panji Gumilang yang kemudian beredar di media sosial. Sejumlah pernyataan dan ajaran Panji dinilai tak sesuai dengan ajaran Islam atau dianggap melakukan penistaan agama.

Misalnya, soal saf shalat perempuan yang sejajar dengan pria, perempuan boleh menjadi khatib dalam shalat Jum'at, ucapan "havenu shalom aleichem", dalam bentuk bernyanyi. Al Zaytun juga dituding terafiliasi dengan Negara Islam Indonesia (NII).

Diunggah oleh akun Instagram @say.kocak pada Minggu (7/5/2023) menunjukkan pimpinan Ponpes Al-Zaytun yakni Pandji Gumilang mengajak para santri untuk menyanyikan 'Salam Kristen' yang merukaan ucapan salam untuk umat Kristiani.

 "Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak Assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi. Kita ucapkan kepada sahabat kita "havenu shalom aleichem", dalam bentuk bernyanyi. Silahkan berdiri, karena ini satu suro," ujar Panji Gumilang dalam video yang diunggah Instagram @say.kocak, yang dikutip banyak media.

Sementara diwaktu dan tempat terpisah Panji Gumilang menyatakan dukunganya kepada Israel. “Mereka yang menolak Israel itu keras kepala tanpa menggunakan isi kepala. Sebab sangat lucu, di zaman seperti sekarang, ada negara besar tidak mengakui negara sebagai pusat perkembangan dunia,” ujar Panji Gumilang dilansir VIVA dari YouTube Suara Tapian TV.

Muncullah reaksi ummat yang meminta agar Panji Gumilang diproses hukum karena sudah menistakan agama. Sebelumnya MUI juga sudah melakukan investigasi ke Ponpes Al Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Melansir laman resmi MUI, Ponpes Al Zaitun memang kontroversial bahkan sejak puluhan tahun lalu. Tim MUI melalui yang melakukan investigasi mengungkapkan sederet fakta dan temuan pada 2002 terkait pesantren ini.

Kajian pustaka dan dokumentasi dilakukan selama empat bulan. Kontroversi soal doktrin ajaran, afiliasi kelembagaan, dan konsep keagamaan yang dipahami. “Bahkan, beberapa pihak menilai pesantren ini sesat dan berbahaya,” sebut kata pihak MUI, dari laman mui.or.id.

Mulailah pihak penyidik menggaruk Panji Gumilang. Dilain sisi saksi saksi bermunculan, bahkan mereka merupakan alumni Al Zaytun atau pihak yang sebelumnya bekerja disana. Muncullah pembahasan soal dana dan gerakan NII KW X.

Massapun bergerak, aksi demo terjadi silih berganti di Ponpes yang awalnya dijaga ketat. Reaksi ummat dari berbagai penjuru juga bermunculan mendukung sepenuhnya keputusan MUI dan meminta aparat penyidik untuk memproses laporan terhadap Panji Gumilang.

Fatwa MUI Nomor 38 tahun 2023 tentang Hukum Wanita Menjadi Khatib dalam Rangkaian Shalat Jum’at. Fatwa ini menjawab pendapat Panji Gumilang yang menyatakan wanita boleh menjadi khatib shalat Jumat.

 “MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang hukum wanita menjadi khatib dalam rangkaian shalat Jum’at sebagai pedoman,” ujar Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh, saat menjelaskan kepada MUIDigital pada Kamis 22 Juni 2023.

Menurut Fatwa MUI tersebut, ibadah shalat Jumat merupakan kewajiban muslim laki-laki dan hukumnya mubah atau boleh dilakukan untuk perempuan.

Salah satu rukun dalam ibadah Shalat Jumat adalah khutbah. Sebagai rukun, kedudukan khutbah sangat penting dan tidak dapat ditinggalkan.

“Khutbah merupakan bagian dari ibadah mahdlah yang harus mengikuti ketentuan syariat diantaranya harus dilakukan oleh laki-laki, khutbah jumat yang dilakukan wanita di hadapan jamaah laki-laki hukum khutbahnya tidak sah,” ujar KH Asrorun Niam Sholeh.

Dengan posisi sebagai salah satu rukun ibadah shalat Jumat, maka khutbah dengan khatib seorang perempuan di hadapan laki-laki membuat hukum shalat Jumat-nya tidak sah.

“Meyakini bahwa wanita boleh menjadi khatib dalam rangkaian shalat Jumat di hadapan jamaah laki-laki merupakan keyakinan yang salah, wajib diluruskan, dan yang bersangkutan wajib bertaubat,” ungkap Guru Besar UIN Jakarta itu.

Melalui fatwa tersebut, MUI mengimbau umat Islam berpegang teguh pada ajaran agama yang lurus dan mewaspadai berbagai bentuk penyimpangan.

“Umat Islam diharapkan berhati-hati dalam memilih tempat pendidikan untuk anak-anak mereka dan negara wajib menjamin perlindungan terhadap ajaran agama dari penyimpangan, penodaan, maupun penistaan,” ujar Kiai Niam.

Dibela

Mendapat aksi protes keras terhadap sikap dan ajaran Panji Gumilang di Ponpes, ada juga pihak yang membela Panji Gumilang.

Seperti dilansir VIVA, aktivis Israel sekaligus aktivis Yahudi, Monique Rijkers mengaku memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya membela Pondok Pesantren Al Zaytun dan dedengkotnya Panji Gumilang.

Menurutnya Indonesia sebagai salah satu negara Muslim terbesar di dunia sudah seharusnya sependapat dengan apa yang disampaikan Panji.

“Orang yang mau mendukung hubungan diplomatik atau hubungan dengan Israel. Nah, contohnya yang mana apakah MUI bisa jadi contoh?" ujar Moniq dalam program Catatan Demokrasi tvOne, Rabu, 28 Juni 2023.

Monique mengatakan, dirinya mendukung Panji Gumilang karena mengajarkan anak didiknya untuk memiliki sikap toleransi terhadap Yahudi. Dia juga mengapresiasi sikap Panji yang terang-terangan meminta anak didiknya menyanyikan lagu Yahudi.

Pembelaan lainya disampaikan oleh pihak yang menamakan dirinya Koalisi Masyarakat Sipil, mereka justru mendesak agar Bareskrim Polri menghentikan penyidikan terhadap Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang terkait dugaan penistaan agama.

Seperti dilansir CNN, Ketua YLBHI Muhammad Isnur mangaku menyayangkan langkah kepolisian yang menindaklanjuti laporan-laporan dugaan penistaan agama termasuk yang menimpa Panji Gumilang.

"Polisi harus menghentikan kriminalisasi terhadap Panji Gumilang. Ini pelanggaran hak asasi manusia yang sangat serius, karena terus berulang merampas hak dan kebebasan beragama yang dijamin konstitusi," ujar Isnur dalam keterangan tertulis Koalisi Anti Pasal Penodaan Agama, Selasa (4/7).

Isnur menganggap perbedaan pandangan menyangkut agama dan keyakinan ialah hal yang wajar dan dijamin oleh konstitusi. Dia mengaku khawatir dengan penegakan hukum dapat berlaku adil lantaran adanya desakan massa dan Majelis Ulama Indonesia.

Senada dengan Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan yang menganggap penerapan pasal-pasal penodaan agama lebih tampak sebagai 'peradilan' oleh tekanan massa (trial by mob).

Ia juga meminta agar MUI tak memberikan fatwa tunggal atas perbedaan pemahaman agama yang dianut Panji Gumilang.

"Kami menuntut pihak kepolisian untuk tidak tunduk pada tekanan massa dan kelompok keagamaan tertentu, seperti MUI, yang memberikan fatwa (pendapat) tunggal dan tertutup atas pemahaman keagamaan Panji Gumilang," tegas Hasan.

Demikian dengan Panji Gumilang membantah pernyataan MUI. Dalam keterangan seperti yang disiarkan Metro TV melalui acara Kick Andy Double Check, Selasa 27 Juni 2023, Panji membantah apa yang disebut MUI.

Pimpinan Al Zaytun yang menyebut dirinya syaikh, Panji Gumilang, membantah kalau anggapan dirinya mengajarkan ajaran sesat. Dia mengakui tidak pernah menerima surat dari MUI Pusat untuk melakukan investigasi ke Pondok Pesantren Al Zaytun.

Panji menyebutkan investigasi tim bentukan MUI pusat saat itu tidak sah alias ilegal. Panji Gumilang menolak disebut sesat dan mempertanyakan kembali kepada yang menilainya sesat.

Menurut dia, label sesat pada dirinya adalah tindakan dari orang-orang yang mempunyai wewenang sehingga bisa berpengaruh luas. Walau tidak menyebutkan pihak manapun, ketika ditanyakan apakah MUI yang dimaksud, Panji tetap menolak menjawabnya.

“Yang mengatakan itu, Anda ya,” katanya seperti dikutip dari kanal Youtube Metro TV dengan judul Kick Andy-Gonjang Ganjing Al Zaytun. Dia menjelaskan jika ajaran yang diterapkan di Ponpes Al Zaytun tetap mengikuti aturan yang berlaku dengan mengikuti kurikulum dari Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan.

“Ajaran di Zaytun ada kurikulum jelas, kurikulum departemen agama dan diknas kita combine dan itu kita dapat akreditasi A unggul. Tingkat dasar, menengah, atas akreditasinya A unggul,” jelasnya.

Kalau Al Zaytun mengajarkan ajaran sesat, sebutnya, saat ini lembaaga pendidikan itu pasti akan tutup. Terkait praktik ibadah shalat berjamaah yang bercampur antara laki-laki dan perempuan, menurut Panji Gumilang, hal itu adalah bentuk penghormatan kepada wanita.

Dia melihat posisi wanita saat ini tidak sejajar dengan kaum pria dalam berbagai aspek seperti juga dalam dunia politik yang dicontohkannya baru 30 persen saja keterwakilannya.

“Nah kalau soal itu saja lantas sesat menyesatkan, bagaimana dunia? Itu hak asasi manusia untuk menjalankan ibadat menurut keyakinannya. Dasar kami Alquran,” katanya.

Meski berbeda dengan praktik umat lainnya, menurut Panji, hal itu adalah bentuk dalam memahami agama yang berbeda.

“Kelaziman memang lazim tetapi berikan hak kepada kita ini yang memahami agama ini dari Quran hadits,” katanya.

Baginya pemahaman dalam menjalankan praktik beragama yang berbeda tidak seharusnya dipersoalkan, terlebih sampai memberikan stigma.

“Inilah kebebasan beragama, siapapun tidak boleh memberikan stigma. Sampai negara saja tidak mau menstigma. Karena apa? Undang undang dasarnya seperti itu. Apakah saya harus taat kepada orang yang tidak berdasar Undang-Undang Dasar 45? Kita harus taat kepada undang undang,” katanya.

Kemudian ketika kasus ini hangat dibahas dan Panji Gumilang sudah diperiksa pihak kepolisian, giliran panji yang melakukan gugatan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Soal Beking?

Nama jenderal purnawirawan yang kini menjadi tim Presiden Jokowi turut terbawa-bawa dalam kasus Panji Gumilang. Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI TNI (Purn) Moeldoko disebut-sebut membeking Ponpes Panji Gumilang.

Moeldoko tidak terima namanya dikait-kaitkan dengan Al Zaytun dan Panji Gumilang. Seperti dilansir tvOnenews.com , Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI TNI (Purn) Moeldoko marah besar. Bahkan Moeldoko mengancam Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang agar tidak macam-macam.

“Saya sudah berbicara pada Pak Panji Gumilang, ‘Eh kalau lu macam-macam, gue yang pertama beresin’,” kata Moeldoko kepada media, Selasa (4/7/2023).

Purnawirawan TNI ini mengatakan apabila terbukti ada penyimpangan di Ponpes Al Zaytun, maka dia orang pertama yang menyelesaikan masalah tersebut. Moeldoko pun geram saat dituding sebagai bekingan Panji Gumilang.

“Panglima dibilang dibeking. Emang gue preman apa? Enggak benar ini. Saya juga bisa marah. Saya bisa marah gitu,” tegas dia.

Pihak Istana juga merespons soal dugaan bekingannya terhadap Ponpes Al Zaytun. Presiden Joko Widodomembantah klaim yang menyebut ada pihak Istana negara yang membekingi pimpinan pesantren yang lagi viral dan lagi menjalani proses hukum ini.

"Saya dong (bekingan dari) Istana? Ndak lah, ndak, ndak, ndak," ujar Jokowi di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Senin, 26 Juni 2023.

Jokowi juga membantah informasi yang menyebut Kepala Staf Presiden Moeldoko sebagai beking dari Ponpes Al Zaytun.

Demikian dengan Panji Gumilang, usai diperiksa di Bareskrim Polri, dia memberikan keterangan pers, termasuk soal bekingan yang ramai dibicarakan.

"(Soal bekingan istana) sudah saya jawab semua di dalam, yaitu tidak ada. Sudah jangan menyebut-nyebut yang tidak berhubungan apa-apa," kata dia saat ditemui di gedung Mabes Polri, Senin malam, 3 Juli 2023.

Selanjutnya »     NII dan Pencucian Uang Menteri Koordin...
Halaman: 1 2
Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda