Ketika Semangat Sportivitas Semakin Memudar
Font: Ukuran: - +
Dr. Ernita Dewi,S.Ag.,M.Hum (Akademisi UIN Ar-Raniry/Ketua Wanita Syarikat Islam Kota Banda Aceh). [Foto: For Dialeksis]
Tiba-tiba kita dikejutkan dengan suatu tragedi dalam dunia olahraga sepak bola, disaat masyarakat Indonesia dan dunia sedang menikmati masa kebebasan pasca didera pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun. Kondisi dimana semua orang terpaksa harus dibatasi ruang geraknya, menjauhi kerumunan dan senantiasa harus menggunakan masker.
Pertandingan sepak bola ini tentu menjadi sesuatu yang dinantikan, dimana para penonton dapat melihat secara langsung para pemain idolanya. Tapi ironisnya suasana bahagia selama pertandingan berubah menjadi suasana duka. Kekalahan Arema Malang di kandangnya sendiri menjadi pemicu para penonton dan pemain tidak bisa menerima kekalahan ini dengan sikap legowo.
Arema malang yang sudah 23 tahun tidak pernah dikalahkan secara mengejutkan harus tunduk mengakui kemenangan Persebaya. Ketidakmampuan menerima kekalahan yang disangka tidak mungkin terjadi, ternyata menyebabkan kerusuhan yang membuat 130 orang meninggal dunia.
Peristiwa ini tentu saja menimbulkan kesedihan mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia dan kita berharap tragedi ini tidak akan pernah terulang lagi. Menambah rasa duka kita dengan adanya informasi bahwa kerusuhan dalam pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan Malang, menempati peringkat kedua di dunia dalam hal jumlah korban yang meninggal dunia.
Selanjutnya » Kejadian ini bukan hanya disebabkan oleh...