Selasa, 11 Maret 2025
Beranda / Sosok Kita / Aceh Kembali Hadirkan Indonesia Airlines, Ini Profil Iskandar Sang Putra Bireuen

Aceh Kembali Hadirkan Indonesia Airlines, Ini Profil Iskandar Sang Putra Bireuen

Senin, 10 Maret 2025 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Ratnalia

Awal merdeka, dengan modal pesawat sumbangan rakyat Aceh, indonesia hadirkan Indonesian Airway. [Foto: net]


DIALEKSIS.COM | Soki - Aceh melalui putra Bireuen Iskandar kembali menghadirkan penerbangan sipil di Indonesia. Rute yang dilayani khusus penerbangan internasional. 

Chief Executive Officer Indonesia Airlines dan Executive Chairman Calypte Holding Pte Ltd Iskandar. menjelaskan Indonesia Airlines akan berbasis di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

“Kami mempersembahkan maskapai penerbangan komersial berjadwal dengan layanan premium di bawah merek INDONESIA AIRLINES (INA)," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (10/3/2025)

Dijelaskan, dalam tahap awal akan mengoperasikan 20 armada yang akan didatangkan secara bertahap yang terbagi 10 unit pesawat berbadan kecil (Airbus A321neo atau A321LR) dan 10 unit pesawat berbadan lebar (Airbus A350-900 dan Boeing 787-9).

“Visi kami adalah menjadi simbol global kemakmuran Indonesia, ikon perayaan, keramahtamahan dalam narasi budaya Indonesia. Adapun misi kami, kami berkomitmen untuk mendefinisikan ulang perjalanan dengan layanan premium di mana Keselamatan adalah prioritas utama kami sambil berbagi keramahtamahan hangat orang Indonesia kepada dunia," jelas Iskandar.

Indonesian Airways

Partisipasi Aceh di dunia penerbangan bukan hanya saat ini. Berkat sumbangan rakyat, Aceh mempersembahkan pesawat yang kemudian menjadi Indonesian Airways sebagai maskapai pertama Republik Indonesia yang mengoperasikan penerbangan sipil. 

Penerbangan komersial pertama yang dilakukan oleh Indonesia dilakukan pada 26 Januari 1949 dari Calcutta ke Rangoon menggunakan pesawat DC-3 versi militer C-47 Dakota hasil sumbangan rakyat Aceh. 

Pada 16 Juni 1948, Soekarno melakukan lawatan ke Aceh. Ia menggunakan kesempatan tersebut untuk berorasi dan membangkitkan jiwa nasionalisme rakyat Aceh. Di hadapan mereka, Soekarno meminta agar rakyat Aceh dapat memberikan sumbangan dana yang nantinya akan digunakan untuk membeli pesawat angkut pertama di Indonesia.

Jejak Iskandar Putra Bireuen

Iskandar yang mantan BRR NAD - Nias dan PLN adalah kelahiran 7 April 1983 di Bireuen, Aceh. Iskandar diketahui menempuh pendidikan di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh.

Usai bertugas di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias. Pada 2006-2009 dan PLN Iskandar terjun ke dunia per-bank-an dan asuransi. Usai itu, Iskandar terjun di dunia kerja kelistrikan tenaga surya. 

Dia mulai mengembangkan bisnisnya pada 2015. Perusahaan kelistrikan miliknya sempat berdiri dua tahun, tetapi gagal bertahan.

“Tujuh bulan merintis perusahaan sendiri dan belum mendapat investor sampai habis uang saya. Bahkan saya sempat berpikir untuk pulang ke Aceh,” ungkap Iskandar. 

Pada 2022, Iskandar mendirikan Calypte Holding bersama rekannya dari Singapura. Perusahaan ini berkembang dengan tiga bidang utama, yaitu energi terbarukan, pertanian, dan aviasi.

Pada bidang aviasi, Calypte Holding membuat perusahaan PT Indonesia Airlines Group untuk mengelola maskapai Indonesia Airlines di Indonesia.

Kisah Iskandar Pinjam Korek

Alkisah, di perjalanan terbang menuju Singapura, ia bertemu Randy Bimantoro, putra sulung Jenderal Muldoko, Kepala Staf Kepresidenan RI. 

Itu pertemuan tanpa disengaja. Dikisah, saat itu dirinya meminjam korek kepada Randy karena sama-sama perokok. 

“Lalu berlanjut ke obrolan bisnis. Rupanya, ia tertarik dengan proyek yang akan saya kembangkan hingga akhirnya ikut bergabung,” kenang Iskandar.

Mengapa Iskandar memilih Singapura? Menurutnya, Singapura gudangnya investasi dan teknologi. Bahkan, perusahaan Eropa dan Amerika banyak yang legalitasnya juga dibuat di Singapura meski proyeknya dikembangkan di luar Singapura. 

“Sistem perpajakan di Singapura itu jauh lebih baik dari kita. Di Indonesia, kita bayar pajak tapi kesal dengan pajaknya,” kata Iskandar, sebagaimana pernah diwartakan KBA, 24 Juli 2024 lalu. [ra]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
ultah dialektis
bank Aceh
dpra
bank Aceh pelantikan
pers