Kadisdik Aceh Tulus Mengabdi, Namun Ada Melihat Tanpa Nurani
Font: Ukuran: - +
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri. [Foto: Humas Disdik Aceh]
DIALEKSIS.COM | Editorial - Manusia yang berjiwa besar adalah manusia yang menghargai dan mengakui karya orang lain. Dia akan memberi apresiasi atas karya seseorang, apalagi karya seseorang itu bermanfaat untuk ummat.
Namun, ada juga manusia yang iri dan dengki atas kemampuan seseorang dalam berkarya.Tidak mengakuinya dan menjadikanya sebagai “senjata” fitnah.
Menarik untuk disimak apa yang sudah dilakukan Al- Hudri, Kadis Pendidikan Aceh. Dia tulus bekerja membenahi pendidikan di Aceh. Banyak capaian yang sudah digapainya. Namun, masih ada pihak tidak mengapresiasi, bisa jadi karena ada memperebutkan posisinya. Dihembuskanlah opini opini untuk menyudutkan Kadis Pendidikan Aceh.
Rasanya tidak fair juga kalau hanya menghembuskan pendapat negatif, tanpa melihat realita apa yang sudah dilakukan Kadis Pendidikan Aceh ini. Walau bukan berlatar belakang guru, namun dia ditempa dari keluarga guru.
Apa saja sejarah yang sudah diukir Al Hudri, sosok Kadis Pendidikan Aceh ini. Dialeksis.com punya catatan, apa yang sudah digapai dalam memoles generasi penerus bangsa di ujung barat pulau Sumatera ini.
Soal ketersediaan akses, pencapaian Pendidikan di Aceh sudah berada di atas rata-rata nasional. Dari data yang sudah dirangkum Jaringan Survey Inisiatif (JSI), Angka partisipasi kotor (APK) untuk jenjang SMA dan SMK sudah berada pada angka 92,63. Capaian ini ini lebih besar 7,4 point diatas rata-rata nasional yang berada pada 85,23.
Pencapaiaan ini sejalan dengan indeks Harapan Rata-Rata Lama Bersekolah (HRL) yang saat ini sebesar 14,36 tahun, yang juga lebih baik dari rata- rata nasional yang tercatat di angka 13,08 Tahun.
Dinas Pendidikan Aceh juga telah melakukan ikhtiar dengan pembukaan kelas jauh. Pada tahun 2022 telah memberikan kesempatan dan akses belajar didaerah sangat terpencil seperti Pameue, Jamat dan Alue Keujreun.
Anak usia sekolah di tiga daerah tersebut sebelumnya tidak mendapatkan akses dan kesulitan untuk mendapatkan akses belajar di jenjang SMA atau SMK. Tantangan utama yang dihadapi anak usia sekolah di tiga daerah ini adalah karena letak teritori tempat tinggal mereka yang sangat jauh serta kondisi lapangan yang ekstrem.
Namun pada tahun 2022 ini dengan kehadiran kelas jauh telah membuka kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan kesempatan belajar bagi anak usia sekolah di perdalaman.
Bagaimana dengan lulusan jalur SBMPTN tahun 2021- 2022. Provinsi ini sudah membuktikan 2 tahun berturut turut memperoleh peringkat 1,persentase lulusan terbanyak untuk perguruan tinggi negeri melalui jalur test (SBMPTN).
Siswa Aceh yang berhasil lulus melalui jalur SBMPTN tahun 2021 tercatat 6.888 siswa dan tahun 2022 sebanyak 6.303 (37,01%). Prestasi kenaikan juga dapat dilihat di ajang SNMPTN , dalam dua tahun berturutturut Aceh menempati peringkat 10 besar secara persentase.
Jumlah siswa yang lulus mencapai 5.262 pada tahun 2021 dan 5.793 siswa pada tahun berikutnya. Selain peningkatan jumlah lulusan, prestasi anak didik Aceh ditingkat nasional, dengan tampilnya para peserta didik yang tergabung dalam marching band Gita Handayani di depan presiden RI saat perayaan HUT RI pada tahun 2022.
Soal keterbukaan informasi pendidikan juga sudah dirasakan semua pihak. Akses informasi dan keterbukaan publik tentang kebijakan pendidikan dan anggaran pendidikan sudah semakin baik.
Begitu juga dalam hal kebijakan pengangkatan kepala sekolah dan pengawas sekolah yang menggunakan metode button up, dimana usulan para kepala sekolah dimulai dari tingkat sekolah hingga para kepala cabang dinas dengan melibatkan unsur guru dan pengawas sekolah.
Bagaimana dengan pengembangan pendidikan kejuruan? Pembangunan Pendidikan Kejuruan juga menjadi fokus yang sudah direalisasikan dengan proses reengineering.
Dinas Pendidikan Aceh bersama para tim ahli dan stake holder pendidikan kejuruan telah menyusun blueprint untuk reengineering SMK yang bertujuan untuk mengatur kembali jurusan- jurusan yang ada di SMK yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota.
Selain itu kerjasama dengan para DUDI juga semakin meningkat, baik dalam daerah ataupun luar daerah. Salah satunya adalah dengan terealisasinya kerjasama dengan BPMA pada sector pengembangan SMK Migas dan Pertambangan. Demikian jurusan jurusan SMK lainnya.
Dari sejumlah kerjasama strategis yang dibangun Dinas Pendidikan Aceh dengan DUDI salah satu yang paling membanggakan adalah terjalinnya MoU antara Dinas Pendidikan Aceh melalui SMK 3 Banda Aceh dengan Aerofood Catering Service (ACS).
Demikian dengan pengembangan output hasil produksi SMK di Aceh telah ditindaklanjuti dengan lahirnya Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) yang akan menjadi ujung tombak keberhasilan pembiayaan dan kemandirian siswa-siswi SMK.
Upaya ini nantinya akan dapat menjadi media belajar dalam dunia kerja yang tentunya akan menjadi pengalaman yang sulit didapatkan di era seperti saat ini.
Lantas bagaimana dengan sekolah “hijau”. Ada nuansa baru perwajahan sekolah di Aceh setelah dipoles. Beririsan dengan program BEREH, sekolah kini telah menjadi semakin bersih dan hijau, begitu juga dengan kepekaan warga sekolah kepada sekolah.
Pada tahun 2022 warga sekolah secara gotong royong telah mampu menyumbang 854 kantong darah, 6 unit rumah duafa yang di bangun melalui sumbangan sekolah dan kegiatan sosial lainnya.
Realita ini membuktikan bahwa pencapaian Pendidikan di Aceh terutama dalam pengembangan karakter peserta didik telah berjalan sesuai dengan jalurnya.
Selanjutnya » Kualitas dan produktifitas GuruSoal kual...